KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA
A. Faktor-Faktor
Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka dan Cara Penanggulangannya
1. Macam-Macam Perusak Bahan Pustaka
Masalah kerusakan bahan
pustaka telah menjadi bahan pembicaraan semenjak zaman Aristoteles (335 sebelum
Masehi). Aristoteles menyatakan dalam buku yang ditulisnya tahun 335 sebelum
Masehi bahwa ikan perak adalah salah satu jenis serangga perusak buku yang
cukup hebat. Gangguan serangga itu tidak saja melanda perpustakaan, tetapi juga
lembaga - lembaga kearsipan dan museum.
Jenis perusak bahan pustaka sangat
bergantung pada keadaan iklim dan alam setempat, serta
lingkungannya. Kerusakan bahan pustaka secara garis besar dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor
Biologi
Bahan pustaka terdiri
atas selulosa, perekat, dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk
hidup seperti jamur, serangga, binatang pengerat, dan lain - lain. Makhluk
tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang kelembaban dan suhunya
tinggi.
1) Binatang
Pengerat
Tikus merupakan perusak
bahan pustaka yang sukar diberantas. Kertas dan buku sering menjadi sasaran
untuk dijadikan sarang. Tindakan pencegahan untuk menghindari serangan tikus
adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering. Lubang - lubang yang
memungkinkan tikus masuk harus ditutup rapat. Jika gedung sudah terkena
serangan tikus, pembasmian tikus bisa dilakukan dengan bahan kimiawi atau
racun.
2) Serangga
Serangga merupakan
masalah yang pelik di negara tropik. Makanan yang digemarinya ialah lem atau
perekat yang terbuat dari tepung kanji. Lingkungan yang lembab, gelap,
sirkulasi udara kurang merupakan tempat yang ideal bagi serangga.
a) Rayap
Makanan rayap adalah
kayu, kertas, foto, gambar, rumput, dan lain - lain. Rayap mampu memusnakan
setumpuk bahan pustaka dalam waktu singkat.
b) Kecoa
Kotoran kecoa yang
berupa cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka. Makanan kegemarannya adalah
sisa - sisa makanan yang busuk, serangga - serangga yang mati, kanji, perekat,
sampul, serta kain punggung buku.
c) Ikan
Perak (Silver Fish)
Serangga ini aktif di
malam hari. Telurnya diletakkan di tempat - tempat yang gelap. Setelah 2 minggu
apabila kondisi mendukung, maka telur akan menetas. Jenis serangga ini hidup di
tempat - tempat yang gelap seperti belakang buku, rak - rak, dan lemari. Bagian
buku yang paling cepat dirusak adalah punggung buku, kulit buku, label buku,
gambar, dan lain - lain.
d) Kutu
Buku (Book Lice)
Bagian buku yang sering
diserang oleh kutu buku adalah punggung buku dan pinggirannya. Serangga ini
sangat rakus terhadap kertas. Permukaan kertas selalu dikikisnya sehingga huruf
- hurufnya hilang. Selain itu, kutu buku mengancurkan selulosa.
e) Ngengat
Pakaian
Jenis serangga ini
sering menyerang kulit dan kertas. Ngengat lebih senang hidup di tempat -
tempat yang gelap.
f) Kumbang
Jenis kumbang yang
berbahaya untuk perpustakaan adalah kumbang kulit, kumbang bubuk, kumbang
bertanduk panjang, dan kumbang laba - laba. Larva kumbang bubuk suka sekali
makan selulose bahan - bahan pustaka.
3) Jamur
Jamur berkembang biak
dengan spora, dapat menyebar diudara dan apabila menemukan lingkungan yang
cocok maka spora tersebut akan berkembang biak. Kertas merupakan tempat yang
ideal bagi berkembangnya spora, terutama dilingkungan yang mempunyai kelembaban
tinggi. Jamur yang menyerang bahan pustaka adalah jenis jamur beracun. Jamur
tersebut memproduksi berbagai macam bahan organik seperti asam oksalat, asam
formiat, dan asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut, dan
rapuh. Jamur ini juga merusak perekat - perekat yang ada pada kertas sehingga
mengurangi daya rekatny, dan merusak tinta yang mengakibatkan tulisan
tidak terbaca. Jamur ini bisa dibersihkan dengan alkohol, dan tidak akan tumbuh
lagi.
b. Faktor
Fisika
1) Debu
Debu yang melekat pada
kertas akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas.
Akibatnya kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. Selain itu, jika keadaan
perpustakaan lembab, debu yang bercampur dengan air lembab itu aka menimbulkan
jamur pada buku. Untuk menghindari kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh
debu, perpustakaan harus selalu dibersihkan dengan bantuan alat pemnersih yaitu
vacuum cleaner.
2) Suhu
dan Kelembaban
Kerusakan pada kertas
yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada
jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidannya menajdi longgar. Disamping
itu, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas
menjadi kuning. Sebaliknya, apabila lembab nisbi terlalu tinggi, buku akan
menjadi lembab. Sebagai akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa,
kutu buku, dan ikan perak.
3) Cahaya
Kertas yang kepanasan
akan rusak berubah warna menjadi kuning dan rapuh akhinya rusak. Kerusakan yang
terjadi karena sinar ultra violet adalah memudarnya tulisa, sampul buku, dan
bahan cetak. Tidak hanya buku, bahan audiovisual lainnya seperti piringan
hitam, kaset audio, maupun video akan rusak jika kepanasan. Untuk
menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga panas atau sinar yang
masuk ke perpustakaan bisa diatur.
c. Faktor
Kimia
Terjadinya reaksi
oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas senyawa -
senyawa kimia itu akan terurai. Oksidasi pada kertas terjadi karena adanya
oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbont dan karboksil bertambah
dan diikuti dengan memudarnya warna kertas. Reaksi hidrolisis pada kertas
mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi
kekuatan serat. Akibatnya kekuatan kertas berkurang dan sering rapuh. Kandungan
keasaman pada kertas akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat
reaksi hidrolisis.
d. Faktor
Lain
1) Manusia
Manusia bisa beritindak
sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa bertindak sebagai perusak buku.
Tindakan manusia yang sering merusak buku seperti suka melipat bagaian buku
sebagai tanda batas atau melipat buku ke belakang. Selain itu memegang buku
dengan tangan kotor. apabila memegang buku dengan kondisi tangan kotor atau
berminyak, buku akan bernoda.
2) Bencana
Alam
Bencana alam seperti
kebakaran atau banjir dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam
jumlah besar. Untuk menagulangi bahaya api, faktor yang perlu diperhatikan
adalah menggunakan alat alat yang tahan api, perlu dipersiapkan alat pemadam
kebakaran, dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan, dan pemakaian
peralatan listrik harus hati - hati. Untuk bahan pustaka yang rusak akibat
bencana banjir harus diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan.
Sumber (Martoatmodjo,
Karmidi.1999. Pelestarian Bahan Putstaka. Jakarta : Universitas
Terbuka)
#PERAWATANBAHANPUSTAKA
#D3PERPUSTAKAANFISIPUNS
#SEMESTER3
#D3PERPUSTAKAANFISIPUNS
#SEMESTER3
Komentar
Posting Komentar